8 Hewan Endemik Pulau Papua/Irian Jaya

     Pulau Papua memiliki hutan luass sekali dan itu pun belum terjamah oleh peradaban manusia. Tentunya didalam hutan tersebut tersimpan banyak sekali flora fauna dan bahkan akan terus bertambah spesiesnya karena setiap saat hampir ada penemuan baru. Dan mari kita simak 8 hewan endemik di pulau paling timur Indonesia ini..

1. Kanguru Pohon Mbaiso



     Dendrolagus mbaiso merupakan satwa endemik papua, yang berada di Taman Nasional Lorenzt. Hewan ini termasuk dalam famili Macropopidae dan masuk dalam daftar hewan langka (endangered) menurut IUCN. Secara fisik, kanguru pohon ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan ukuran tubuh kangguru australia. Kanguru ini memiliki bulu hitam dengan kombinasi putih di bagain dadanya. Satwa ini merupakan spesies sub-alpin, yaitu berada di daerah pegunungan bawah dengan ketinggian 2700-3500 m dpl dan vegetasi hutan basah serta memiliki banyak kanopi dengan ketinggian mencapai 10-15 m.

     Kelestarian hewan ini semakin mengkhawatirkan dikarenakan populasinya yang semakin menurun hingga 50% selama lebih dari 3 dekade ini dikarenakan peningkatan aktifitas manusia seperti berburu dan bercocok-tanam. (http://www.tanya.papua.us)

2. Kanguru Pohon Mantel Emas

     Kanguru-pohon Mantel-emas atau dalam nama ilmiahnya Dendrolagus pulcherrimus adalah sejenis kanguru-pohon yang hanya ditemukan di hutan pegunungan pulau Irian. Kanguru-pohon Mantel-emas ditemukan pada tahun 1990 oleh Pavel German di Gunung Sapau, Pegunungan Torricelli di Papua New Guinea. Populasi lainnya ditemukan di daerah terpencil di Pegunungan Foja, provinsi Papua, Indonesia pada bulan Desember 2005. Spesies ini merupakan jenis mamaliabesar baru untuk Indonesia.

     Kanguru-pohon Mantel-emas merupakan salah satu jenis kanguru-pohon yang paling terancam kepunahan di antara semua kanguru-pohon. Spesies ini telah punah di sebagian besar daerah habitat aslinya.

3. Labi-labi Moncong Babi

http://www.reptarium.cz
     Hewan endemik Papua yang kerap disebut kura-kura ini populasinya di alam bebas sangat terancam karena merupakan hewan peliharaan populer dan sering diselundupkan ke luar negeri (Cina dan Taiwan) untuk dikonsumsi sebagai obat. Ia hidup di sejumlah sungai di daerah selatan Papua. Taman Nasional Gunung Lorentz menjadi tempat perlindungan terakhirnya.

4. Hiu Karpet Berbintik

     Di bawah laut Raja Ampat bersembunyi suatu spesies yang disebut "penguasa bayangan" perairan Raja Ampat, tak lain adalah Hiu Karpet (Hemiscyllium freycineti). Hiu ini memiliki habitat di laut dangkal dengan terumbu karang, pasir dan rumput laut yang lebat (tempat yang sangat tepat untuk berkamuflase). Spesies Hiu ini termasuk kategori hiu bambu atau famili Hemiscyllidae dan memiliki bentuk yang bisa dibilang unik yang disebabkan oleh bintik bintik kecil yang sedikit memanjang dan cenderung berwarna gelap pada rentang interval antara 8-9 baris di ekor dan kepalanya. 

     Meskipun hiu ini kelihatan kecil dan tidak berbahaya, namun para penyelam jangan pernah meremehkan makhluk ini, karena seringkali tampak mereka memakan ikan lain yang lebih besar. (http://www.tanya.papua.us)

5. Tikus Raksasa Mallomys

     Sejumlah peneliti Amerika Serikat dan Indonesia, baru-baru ini, menemukan spesies tikus raksasa jenis baru di hutan hujan pegunungan Foja, Papua Timur. Tikus ini sangat unik karena berbobot 1,4 kilogram atau lima kali berat tikus kota pada umumnya. Selain itu, tikus ini juga punya rambut panjang berwarna abu-abu serta bagian belakangnya yang amat lebar.

     Tikus raksasa ini memiliki panjang sekitar 55 sentimeter, lima kali lebih besar dari tikus yang ada di rumah-rumah. Tikus ini disebut Mallomys. Tikus raksasa ini lebih jinak serta bisa dengan bebas masuk dan bercengkrama dengan para peneliti. Selain Mallomys, para peneliti juga menemukan satwa sejenis tupai atau possum yang berukuran jauh lebih kecil dari tupai umumnya tapi memiliki ekor panjang. (http://news.liputan6.com)

6. Ikan Pelangi Merah

     Ikan ini adalah ikan air tawar yang hidup endemik di Danau Sentani Papua. Di luar negeri ikan ini dikenal dengan nama Red rainbowfish, Irian Jaya rainbowfish ataupun Salmon red rainbowfish.

     Ikan ini sudah terkenal di Eropa untuk ikan hias akuarium, Ikan ini pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber yang melakukan ekspedisi Papua Barat antara tahun 1890 sampai 1900. Pada tahun 1973, A. Werner, Jr dari Munich, dan E. Frech dari Memmingen, Jerman mengumpulkan spesimen hidup selama penilitian di Jawa, Sulawesi, dan Papua Barat. Mereka mengambil sejumlah ikan berwarna-warni kembali ke Eropa, termasuk Incisus Glossolepis . Peneliti Werner dan Frech juga memperkenalkan ikan rainbowfish yang indah dan menarik bagi penghobi ikan akuarium.

7. Udang Selingkuh

     Jika kamu berkunjung ke Danau Tigi di Papua, tak ada salahnya untuk menyelami lebih dalam informasi di danau ini. Masyarakat setempat menamakan Danau Tigi, danau ini terletak di lembah pegunungan Diai. Uniknya di tengah danau ini terdapat pulau kecil yang bernama Duamo.Bila beruntung disini dapat melihat udang endemik Papua yang kini sudah mulai langka, yaitu Udang selingkuh (cherax albertisii). Dinamakan demikian karena udang tersebut memiliki capit/jepit besar seperti halnya kepiting, sehingga muncul dugaan bahwa udang ini hasil perselingkuhan udang dengan kepiting.

8. Tikus Pohon Kecil

http://www.telegraph.co.uk
     Tikus yang merupakan spesies temuan baru di pedalaman hutan papua ini memiliki nama latin Pogonomys sp. nov. Tikus ini ditemukan oleh Kristofer Helgen saat ekspedisi pada November 2008.


Previous
Next Post »