8 Fakta Unik tentang Pangeran Diponegoro

     Pangeran Diponegoro merupakan salah satu Pahlawan Nasional yang paling heroik dalam mengusir penjajah belanda. Perang Diponegoro atau Perang Jawa yang dipimpinya menjadi salah satu perang terbesar dalam sejarah Indonesia. Nah, kali ini kita akan menguak hal-hal yang tidak banyak diketahui masyarakat luas, seperti yang berikut ini...


1. Diponegoro merupakan putra sulung Hamengkubuwono III, namun ia menolak untuk dijadikan raja mengingat ibunya bukan permaisuri. Ia lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya.

2. Sepanjang Hidupnya, Pangeran Diponegoro setidaknya pernah menikah dengan 8 wanita yaitu R.A Retno Mandubrongto, Supadmi, Retnodewati, Citrowati, Maduretno, Ratnaningsih, Ratnakumala, dan yang terakhir R.Ay Ratnaningrum.

3. Perang Diponegoro yang dipimpin Pangeran Diponegoro untuk mengusir pasukan Belanda dari Pulau Jawa tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia dengan korban 200.000 jiwa dari pihak pribumi dan 8.000 jiwa dari pihak belanda.

http://arcomsoekarno.blogspot.com
4. Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu, suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu dimana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur dijaga oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang melibatkan semua metode yang dikenal dalam sebuah perang modern.

5. Mengingat bagi sebagian orang Kraton Yogyakarta Diponegoro dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, sampai kemudian Sri Sultan HB IX memberi amnesti bagi keturunan Diponegoro, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Dipanegara kala itu. Kini anak cucu Dipanegara dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus Silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

6. Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 12 putra dan 10 orang putri, yang keturunannya semuanya kini hidup tersebar di seluruh Dunia, termasuk Jawa, Sulawesi, dan Maluku bahkan di Australi, Serbia, Jerman, Belanda dan Arab Saudi.


7. Sebagai penghargaan atas jasa Diponegoro dalam melawan penjajahan. Di beberapa kota besar Indonesia terdapat jalan Diponegoro. Kota Semarang sendiri juga memberikan apresiasi agar nama Pangeran Diponegoro akan senantiasa hidup. Nama nama tempat yang menggunakan nama beliau antara lain Stadion Diponegoro, Jalan diponegoro, Universitas Diponegoro, Kodam IV Diponegoro. Juga ada beberapa patung yang dibuat, patung Diponegoro di Undip Pleburan, patung Diponegoro di Kodam IV Dipanegara serta di pintu masuk Undip Tembalang.

http://www.unesco.nl
8. Penghargaan tertinggi justru diberikan oleh Dunia, pada 21 Juni 2013 Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) menetapkan Babad Diponegoro sebagai Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World). Babad Diponegoro merupakan naskah klasik yang dibuat sendiri oleh Pangeran Diponegoro ketika diasingkan di Manado, Sulawesi Utara, pada 1832-1833. Babad ini bercerita mengenai kisah hidup Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo.

Previous
Next Post »